Tragedi Memilukan di Samarinda: Ayah Nekat Cekik 2 Balita Kandungnya Usai Cekcok dengan Istri
Info Ujoh BIlang, Kalimantan Timur- Sebuah kejadian tragis menggemparkan Kota Samarinda. Seorang ayah tega menghabisi nyawa dua balita kandungnya sendiri dalam aksi pembunuhan berencana yang mengerikan. Pelaku, WA (24), kini terancam hukuman seumur hidup atas tindakannya yang noda dendam dan keputusasaan.

Baca Juga: 30 Kg Sabu dari Malaysia Digagalkan, 3 Kurir Jaringan Internasional Ditangkap di Tolitoli
Korban dan Modus kejahatan yang Mengiris Hati
Kedua korban adalah ZAM (2) dan AAK (4), buah hati dari pelaku yang seharusnya dilindungi, justru menjadi sasaran kekejaman sang ayah. Kapolresta Samarinda, Kombes Hendri Umar, mengungkapkan bahwa WA melakukan penyerangan kedua anaknya secara bergantian menggunakan kedua tangan.
“Aksi dimulai dari anak bungsu berusia 2 tahun, lalu disusul anak sulung berusia 4 tahun. Pelaku menutup mulut korban sambil mencekik hingga keduanya terbunuh,” jelas Hendri dalam konferensi pers.
Kronologi Mengerikan: Dari Rencana Penenggelaman hingga Pengekekan
Awalnya, WA berencana menenggelamkan kedua anaknya di kolam belakang rumah. Namun, ia diketahui mengurungkan niat tersebut karena khawatir tetangga.
“Sekitar pukul 16.00 WITA, pelaku memilih mencekik anak bungsunya selama lima menit hingga terbunuh. Jenazahnya dibaringkan di kasur dan dibungkus kain sarung. Tak lama kemudian, ia melakukan hal yang sama pada anak sulungnya,” papar Hendri.
Setelah kedua anaknya meninggal, WA sempat berniat gantung diri, namun urung dilakukan. Ia hanya duduk termenung di rumah hingga neneknya datang dan menemukan tragedi mengerikan itu.
Motif di Balik Pembunuhan: Ucapan Istri yang Menyayat Hati
Berdasarkan pengakuan pelaku, polisi mengungkap bahwa WA nekat membunuh anak-anaknya karena sakit hati hasil ucapan sang istri yang ingin bercerai.
“Pelaku mengaku tidak bekerja sejak beberapa bulan lalu karena masalah kesehatan. Ia merasa direndahkan dan dituding tak mampu menafkahi keluarga oleh istrinya,” terang Hendri.
Upaya Pelaku Bunuh Diri & Penangkapan
Sekitar pukul 17.00 WITA, nenek pelaku, R (65), tiba di rumah dan kaget melihat kedua cucunya telah terbunuh. WA sempat ingin menyeringai neneknya, namun mengurungkan niat. Sang nenek pun berhasil melarikan diri dan melaporkan kejadian tersebut kepada warga.
Tim kami langsung bergerak cepat dan berhasil menyelamatkan pelaku hanya beberapa menit setelah laporan masuk, kata Hendri.
Kini, WA telah ditetapkan sebagai tersangka dengan jeratan tiga pasal:
Polisi juga masih menunggu hasil otopsi forensik dan pemeriksaan psikiater untuk memastikan kondisi mental pelaku sebelum kejadian.
Peringatan untuk Pembaca
Artikel ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi atau mendorong tindakan serupa. Jika Anda atau orang terdekat mengalami depresi, keinginan bunuh diri, atau tekanan emosional berat, segera cari bantuan profesional seperti psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental terdekat.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga kesehatan mental dan komunikasi dalam keluarga. Kekerasan bukanlah solusi, dan setiap masalah seharusnya diselesaikan dengan kepala dingin serta bantuan ahli jika diperlukan.















