Kekalahan Pahit Persija Diwarnai Protes keras: Pelatih dan Kiper Soroti Kinerja Wasit
Ujoh Bilang- Suasana getir menyelimuti kubu Persija Jakarta usai ditaklukkan Borneo FC dengan skor 1-3 dalam laga seru lanjutan Liga 1 2025/2026. Namun, lebih dari sekadar kekalahan, yang menyita perhatian adalah gelombang kekecewaan dan protes keras yang dilayangkan oleh pelatih dan kiper sang “Macan Kemayoran” terhadap kepemimpinan wasit dalam pertandingan tersebut.

Baca Juga : Jalan Bandara Ujoh Bilang Beralih Fungsi Jadi Tempat Nongkrong dan Olahraga
Mauricio Souza: “Wasit Tidak Konsisten, Ini Merugikan Kami!”
Dalam konferensi pers usai laga, pelatih Mauricio Souza membuka suara dengan nada yang tegas. Diawali dengan memberikan penghargaan kepada lawan, “Saya ingin mengucapkan selamat kepada Borneo FC. Mereka bermain dengan baik dan pantas meraih kemenangan berkat kerja keras tim dan pelatih,” ujarnya, sebelum beralih ke pokok kritiknya yang utama.
“Namun, mengenai wasit, saya harus berbicara. Ada sesuatu yang sangat tidak beres,” tandas Souza. Fokus utamanya adalah pada hujan kartu kuning yang diterima timnya di babak pertama. “Bek kiri saya dapat kartu, stopper saya juga, bahkan saya sendiri dihukum. Padahal, dalam penilaian saya, beberapa pelanggaran itu tidak pantas diganjar kartu. Ini mengacaukan ritme permainan kami.”
Souza lebih jauh menekankan masalah inkonsistensi yang menjadi pangkal kekecewaannya. “Yang membuat frustasi adalah ketidakkonsistenan ini. Keputusan serupa tidak diberikan kepada lawan. Saya harus mempertanyakan, mengapa hanya saya yang mendapat kartu? Mengapa pelatih Borneo (Fabio) tidak? Jika memang ada masalah tertentu dengan Persija, lebih baik disampaikan secara langsung,” tegasnya dengan nada tinggi.
Solusi dari Souza: Wasit Asing untuk Laga Besar
Melihat polemik yang terjadi, pelatih asal Brasil itu kemudian mengusulkan sebuah solusi untuk masa depan. Menurut pengamatannya, pertandingan-pertandingan besar dan bernuansa tinggi seperti ini seharusnya dipimpin oleh wasit asing.
“Saya telah memperhatikan beberapa laga yang dipimpin wasit asing. Kualitasnya berbeda. Permainan berjalan lebih lancar, pemain merasa lebih aman, dan ritme pertandingan bisa terjaga dengan baik. Untuk duel sebesar Persija versus Borneo, yang melibatkan tekanan besar dari suporter, seharusnya standar yang sama diterapkan. Wasit dengan pengalaman internasional akan membawa kredibilitas lebih,” papar Souza secara detail.
Andritany Ardhiyasa Beri Sinyal Kode Keras untuk Media
Echoing the sentiment from his coach, kiper senior Persija, Andritany Ardhiyasa, juga tidak tinggal diam. Dengan pengalamannya membela timnas Indonesia, Andritany melontarkan pertanyaan retoris yang menusuk langsung ke jantung permasalahan.
Dia secara spesifik mempertanyakan kapabilitas wasit Nendi Rohaendi untuk memimpin laga di level papan atas. “Saya hanya ingin bertanya, apakah layak pertandingan besar seperti ini dipimpin oleh wasit lokal, sementara di pertandingan lain yang mungkin levelnya tidak sebesar ini, justru menggunakan wasit asing? Saya kira, para rekan media yang hadir di sini bisa menilai sendiri dengan objektif,” ujar Andritany, memberikan semacam “bahan bakar” untuk perdebatan publik.
Komentar dari dua pilar penting Persija ini tentu akan memantik diskusi panjang seputar kualitas wasit di Liga 1 Indonesia. Kekalahan 1-3 sudah cukup pahit, namun rasa ketidakadilan yang mereka ungkapkan meninggalkan luka dan tanda tanya yang lebih dalam. Pertanyaannya kini, apakah otoritas sepak bola Indonesia akan mendengarkan keluhan ini, ataukah ini hanya akan menjadi protes lain yang tenggelam dalam hiruk-pikuk liga?















